Sulut – Letusan Gunung
Berapi Lokon dan Gunung Berapi Soputan terjadi silih berganti saling
sahut-sahutan atau istilah orang Manado “Bakuku”. Biasanya para anak
muda (terutama pria) jika menenggak minuman keras terlalu banyak akan
timbul niat untuk bakuku atau berteriak sekuat mungkin untuk menentang
siapa saja yang menghalanginya.
Ini hanyalah sebuah cerita dari
perbincangan-perbincangan yang terjadi di masyarakat kota Manado terkait
letusan dua gunung berapi di Sulut yang dikaitkan dengan program
“brenti bagate” yang digagas Polda Sulut
dalam bentuk candaan (bakusedu-bahasa lokal), mungkin untuk melpaskan
ketegangan yang dirasakan oleh masyarakat yang terkenal dengan suka
bercanda ini.
Letusan eksplosif Gunung Lokon yang
melontarkan material-material vulkanik, selanjutnya Gunung Soputan
membalasnya kembali dengan bara api dan semburan abu vulkank setinggi
1500 meter dan baru saja terjadi bunyi letusan Gunung Lokon, malam ini
(Rabu,19/9) 2012, yang membuat panik warga Kinilow Kota Tomohon terlebih
letusan terjadi pada saat mati lampu, membuat beberapa warga mengumam.
“Adoh…meletus lagi,meletus lagi. Ini
Soputan dan Lokon kwa, baku pangge kong bakuku trus, kong kapan ni
brenti?,” ujar salah satu warga yang menyatakan bahwa Gunung Lokon dan
Gunung Soputan saling sahut-sahutan dan saling menunjukkan keganasannya
dan kapan ini akan berhenti.
Warga lainnya menjawab gumaman tersebut,”
Supaya dorang brenti, bage jo deng program “brenti bagate”,” celetuknya
bercanda sambil tertawa yang artinya supaya sahut-sahutan (bakuku) itu
berhenti, sebaiknya hentikan saja dengan program “brenti bagate” atau
“stop minum keras”.