About Me

Friday, March 8, 2013

Inilah Penemu Virus Komputer Pertama di Dunia

Mengharukan, Biaya SD HIngga Kuliah Dari Memulung Sampah

Sosoknya tinggi besar, kerap dipanggil 'Mas Ganteng'. Perjuangannya untuk menjadi sarjana menjadi inspirasi yang layak direnungkan. Sejak SD, ia membiayai sekolah dan kuliah sebagai pemulung.

Wahyudin (21), terlahir dari ayah berputra 5 yang berpoligami, Mija (60) dengan Fatmawati (38), yang menjadi istri kedua, pada 12 Desember 1991 di Bekasi. Wahyu adalah sulung dari 3 bersaudara. Ayah dan ibu Wahyu adalah petani yang menggarap lahan kosong milik orang lain. Dengan kondisi itu, orang tuanya sibuk memenuhi kebutuhan perut Wahyu dan saudara-saudaranya. Sekolah pun tidak menjadi prioritas.

 
 
 
Saat kelas 4 SD itu Wahyu mulai khawatir tidak bisa sekolah. Ketika itu ia pun mulai menabung uang jajannya agar bisa sekolah.

"Saat itu saya berpikir kalau tidak sekolah bisa seperti kakak saya. Saya cuma bisa memendam di dalam hati karena tidak berani cerita ke orang tua saya yang galak," kenangnya.

Kehidupan Wahyu kecil tentu tidak seperti anak-anak SD lainya yang hanya tinggal belajar, tidak memikirkan masalah uang bulanan sekolah. Sampai suatu ketika ia bermain ke rumah tetangganya yang berprofesi sebagai pemulung di kampungnya.

Tetangga kampung yang bernama Ani dan anaknya yang bernama Jery hidup dengan cara memulung. Karena keinginannya yang kuat buat membiayai sekolah, maka Wahyu menyatakan ingin ikut menjadi pemulung pada tetangganya itu.

"Biar dapat duit supaya bisa sekolah. Dulu saya tidak tahu itu mulung, saya tahunya ngumpul sampah jadi duit," jelas Wahyu.

Sejak itu, 10 tahun yang lalu, Wahyu memulung mulai dari jam 1 malam hingga pagi waktunya sekolah. Kemudian memulung itu dilanjut lagi dari jam 22.00 hingga pukul 02.00 dini hari.

Rupiah demi rupiah ia kumpulkan hingga akhirnya menghasilkan uang. Sebagian dari uang tersebut digunakannya untuk membeli beberapa ekor anak ayam.

"Anak ayam itu saya ternakkan, kemudian ditabung. Terkumpul sekitar satu jutaan rupiah buat saya masuk sekolah SMPN 28 Bekasi," katanya.

Ketika SMP dia masih terus memulung untuk uang jajan sampai bayar SPP sekolah. Nenek Wahyu memberinya sepasang anak kambing untuk diternakkan. Hasilnya dia gunakan untuk uang masuk sekolah ke SMA 7 Bekasi. Selain menjadi pemulung dan menjual hasil ternak, Wahyu juga berjualan gorengan.

Sindiran dan cibiran diterima Wahyu dari teman-temannya ketika mengetahui profesinya yang identik dengan sampah dan kotor. Pemuda ini mengaku sempat kesal dan malu, namun disimpannya rasa itu dalam hati.

Dia makin giat menjadi pemulung saat masa libur sekolah karena kekhawatiran tidak bisa melanjutkan kuliah. Dari hasil memulung ini, Wahyu mendapatkan penghasilan Rp 30 ribu hingga Rp 50 ribu per hari untuk biaya sehari-hari hingga bisa menyisakan Rp 300 ribu-Rp 500 ribu per bulan.

Hingga kini, Wahyu masih terus memulung untuk meneruskan kuliahnya di Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka (Uhamka). Beruntung, dia mendapatkan beasiswa dari kampus dan Disdik DKI sehingga meringankan biaya kuliahnya.

Kini Wahyu sudah sidang skripsi yang berjudul "Pengaruh Pajak Daerah dan Retribusi Daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Bekasi'. Rencananya ia akan diwisuda pada bulan Desember 2013.

"Aku berencana melanjutkan studiku ke S2. Bukan hal yang mudah memang. Itu perjuangan besar," kata Wahyu yang akan terus memulung hingga kelar S2 dan ingin menjadi pengusaha di bidang peternakan ini.
 
 
 
 

Matahari Teraneh yang Pernah Muncul

CERITERA TENTANG GUNUNG LOKON

Pada jaman purbakala setiap gunung ada penghuninya seperti si Makawalang yang mulanya mendiami sebuah gunung tetapi kemudian ia digusur keluar oleh orang yang lebih perkasa dari padanya, lalu ia mengungsi langsung ke dalam sebuah gua di kaki gunung di bawah bumi.

Gunung-gunung itu adakalanya diberi nama seturut dengan nama penghuninya, misalnya 'Soputan', 'Rumengan' dan lain sebagainya. Tetapi ada juga yang diberi nama menurut sifat atau keadaan gunung itu, sama seperti gunung Mahawu (mengeluarkan 'awu' atau 'abu'), gunung Masarang (banyak tumbuh pohon 'sarang' atau 'daun woka'), gunung Kasehe (banyak tumbuh tumbuhan kasehe), gunung Lokon (yang tertinggi dan besar sekali), dan lain sebagainya. Gunung Kelelondey dinamai demikian menurut pengertian 'kele' atau 'tamu', atau seperti 'londey' atau 'perahu'.

Gunung Lokon didiami oleh PINONTOAN dengan isterinya bernama AMBILINGAN, tetapi karena gunung itu pada mulanya tampak terbesar dan tertinggi bagaikan gunung itulah yang tertua dan yang terbesar kedudukannya di dunia ini. (Kata 'lokon' adalah sebutan kepada orang yang telah sangat tua atau teruta). Gunung itu yang tertua dan yang terbesar perwakilannya atau yang mempunyai kedudukan tertinggi disebut TOU LOKON atau TUA LOKON, atau TOU TUA yang artinya orang yang tua yang dituakan.

Dari nama Se Lokon-Telu = Tiga oknum = Tiga orang tua = Tri tunggal, dimaksudkan Karema, Toar dan Lumimuut (dalam agama atau kepercayaan orang Minahasa), berarti 'tiga orang yang tertua).

Demikian jugalah gunung itu yang didiami oleh Pinontoan dan Ambilingan, karena gunung itu yang tertinggi dan yang terbesar menurut pandangannya bagaikan seorang yang tertua dan terbesar, maka gunung itu dinamai orang LOKON artinya yang tertinggi dan yang terbesar.

Pada mulanya gunung itulha yang tertinggi dan yang terbesar di dunia, tingginya adalah sama jaraknya antara ujung setangkai atau gagang centong dengan langit. Jadi kurang lebih jarak puncak dengan langit adalah 45 cm. Gunung manakah yang dapat menyainginya?

Adapun gunung Kalabat yang didiami oleh Kalabat adalah jauh lebih rendah dari pada gunung Lokon. Karena penghuni Kalabat itu tidak puas dengan tempat kediamannya yang sangat rendah itu, iapun menginginkan supaya tempatnyalah yang menjadi tertinggi, maka datanglah ia mendapatkan suami isteri Pinontoa dan Ambilingan di gunung Lokon yang tertinggi itu lalu memintakan sebagian tanah dari gunungnya itu untuk ditambahkan pada gunung tempat tinggalnya. Pinontoan dan Ambilingan adalah orang yang sangat murah hati; mereka izinkan Kalabat mengambil sebagian tanah gunung mereka yang tinggi itu sebanyak kemampuannya. Dengan demikian datanglah Kalabat mengambil tanah dari gunung Lokon lalu diangkutnya pergi dan ditambahkannya ke atas puncak gunung tempat tinggalnya. Karena Kalabat terlalu banyak mengambil tanah dari puncak gunung lokon, menjadi rendahlah gunung itu, sebaliknya gunung Kalabat telah menjadi lebih tinggi dari gunung Lokon, bahkan gunung Kalabatlah yang menjadi yang tertinggi di dunia ini.

Pada waktu Kalabat mengambil tanah dari puncak gunung Lokon, banyak tanah tercecer sekeliling gunung, sehingga terbentuklah sekarang gugusan gunung Kasehe, Tatwiran, Empung, Tomporung dan lain-lain. Demikian riwayat gunung Kalbat menjadi tertinggi.      

Wednesday, March 6, 2013

6 Tweet Paling Unik dan Berkesan

Pee Wee Gaskins, Pembunuh Tersadis dalam Sejarah


Pee wee Gaskins. yow mendengar kata ini pasti anda berpikir pada suatu band indie beraliran powerpop. Tapi tahukah anda bahwa nama pee wee gaskins diambil dari nama seorang pembunuh tersadis sepanjang masa??

Donald henry pee wee gaskins. lahir pada 13 maret 1933 di desa florent. carolina selatan . dia menghabiskan masa kecil nya di sekolah perbaikan. saat dewasa Gaskins yang bertubuh kecil sering menjadi korban penyiksaan di penjara.

pada masa muda gaskins adalah seorang yang miskin dan kriminal. sering melakukan pencurian dan kejahatan lainnya sampai ia membunuh.

PEMBUNUHAN PERTAMA
Gaskins melakukan pembunuhan pertamanya saat dia pertama masuk penjara pada 1953 , ketika dia menebas tenggorokan seseorang yang bernama Hazel Brazell. Gaskins mengakui dia melakukan pembunuhan ini agar dia mendapat nama diantara temannya sesama kriminal. dia pun dihukum selama 3 tahun untuk pembunuhan itu. Gaskins kabur dari penjara setelah dia bersembunyi di belakang truk dan kabur ke florida. dimana dia menjadi pegawai perjalanan karnaval. namun dia kembali ditangkap, dan dibebaskan pada Agustus 1961.

PENANGKAPAN KEDUA DAN PEMBUNUHAN SELANJUTNYA
setelah dibebaskan dia menikah. 2 tahun sejak kebebasannya dia memperkosa gadis berumur 12 tahun. dia pun ditangkap lagi di georgia selama 8 tahun. gaskins dibebaskan pada november 1968. saat itu dia pindah ke kota sumter dan bekerja sebagai kuli bangunan. pada september 1969 dia memulai lagi aksinya. dan melakukan renteean pembunuhan yang diasebut sebagai COASTAL KILL 

Pada november 1970 gaskins melakukan pembunuhan serius pertamanya: orang yang dikenalnya dibunuh untuk alasan personal. korban pertamanya adalah sepupunya, dan temannya. dan banyak yang dibunuh nya dalam serius kill ini karena mereka telah menghina gaskins, melecehkan , atau meng blackmail gaskins.ridak seperti coastal kill. gaskins membunuh korbannya dalam serius murder ini dengan sederhana seperti ditembak.


PENANGKAPAN TERAKHIR
Gaskins ditangkap pada 14 november 1975, ketika seorang asosiasi kriminal bernama Walter Neeley yang bersaksi pada polisi bahwa Gaskins telah membunuh 2 anak muda. neeley mengaku pada Polisi bahwa gaskins menceritakan nya bahwa dia membunuh beberapa orang dalam daftar orang hilang selama 5 tahun terakhir. dan memberitahunya dimana mereka di kubur. pada desember 1975, polisi membimbing nya pada tempat dimana dia mengubur korbannya. dimana polisi menemukan 8 mayat.

PENAHANAN
Gaskins sedang dalam masa uji coba terhadap 8 dakwaan pembunuhannya pada 24 mei 1976. ditemukan bersalah pada 28 mei dan menerima hukuman mati. yang kemudian diubah dengan penjara seumur hidup.


pada 12 september 1982 dia melakukan pembunuhan lagi sejak dia menyandang sebutan "orang tersadis di amerika" ketika sedang di penjara dalam pengawasan tinggi. dai pun melakukan pembantaian di penjara itu.


Gaskins disewa untuk membunuh oleh Tony Cimo, anak dari Myrtyle Moon. Gaskins ditugaskan untuk membunuh Rudolph Tyner. Gaskins memberi Tyner radio agar bisa berkomunikasi sesama tahanan (di dalam radio itu terdapat bom C4). Lalu gaskins menyuruhnya untuk mendekatkan radio itu ke telinga Tyner, Tyner pun menuruti dan Gaskins langsung menekan pelatuk bom itu. Dan Gaskins pun membunuhnya.

PENGAKUAN TERAKHIR

Pada saat menjelang akhir, Gaskins menceritakan kisah hidupnya pada wartawan bernama Wilton Earlie. Gaskins mengaku telah MELAKUKAN 100 - 110 PEMBUNUHAN. salah satu korbannya bahkan seorang anak senat. didalam biografi nya yg berjudul "Final Truth" gaskins menulis bahwa dia punya pikiran spesial yang mengijinkannya membunuh.


EKSEKUSI

Pada 6 september 1991 gaskins dieksekusi dengan kursi listrik. dan kata kata terakhir nya adalah " aku mengijinkan pengacara ku berbicara dengan ku. aku siap untuk pergi "

Tuesday, March 5, 2013

ASAL MULANYA NEGERI WOLOAN (TOMBARIRI) (MINAHASA)

A.   Dari Pinawetengan (Pinabetengan)

       Kata Syahibul Hikayat pula:

Adapun anak-anak Toar dan Lumimuut itu kian lama kian bertambah berkembang biak sebagaimana yang terjadi pada makhluk lain seperti halnya binatang dan burung-burung di daerah gugusan gunung Soputan. Karena bertambahnya keluarga Toar dan Lumimuut dalam jumlah yang besar, persengketaan dan perselisihan antar anak-anak, orang-orang tua, rumah tangga bahkan sampai kepada kepala kepala keluarga, tonaas-tonaas dan walian-walian sering terjadi.

Dalam situasi demikian, timbul pemikiran untuk mencarikan jalan ke luar agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan misalnya peperangan antar keluarga. Kesimpulan yang diambil adalah mereka itu harus berpisah satu sama lain masing-masing menduduki dunia waktu itu disebut MALESUNG yang cukup luas untuk menjadi tempat hunian mereka.

Semua orang (rakyat) berkumpul dan berhimpun pada suatu lokasi tempat sebuah batu besar pada suatu datara nyang disebut AWUAN di sebelah Utara bukit yang bernama TONDERUKAN, dekat negeri PINAWETENGAN yang sampai saat ini disebut BATU-PINAWETENGAN. Di tempat itulah anak-anak Toar dan Lumimuut mengadakan musyawarah perpisahan antar pimpinan kepala-kepala keluarga, TOnaas-Tonaas dan Walian-Walian.

Sebelum mereka berpisah, para tonaas harus bertanya kepada sang ilahi atau Opo-opo dengan mendengarkan bunyi burung manguni mengenai tempat dan waktu berangkat yang tepat bagi setiap kelompok keluarga.

Kelompok-kelompok keluarga itu terbagi atas 4 kelompok yang masing-masing dibawah pimpinan kepala keluarganya. Jadi di tempat Awuan itulah mereka (para pemimpin keluarga) memanggil burung manguni untuk menanyakan kepada sang ilahi (Opo-opo) tentang waktu pemberangkatan yang baik, dan tempat tujuan yang sesuai bagi setiap kelompok keluarga. 

Setiap kali mereka memperoleh berita baik melalui suara bunyi burung, dicoretkannyalah di atas sebuah batu besar yang sekarang pada batu itu ebagian tulisan atau suratan nenek moyang masyarakat Minahasa pada saat mengadakan perpisahan. Pada waktu itu mereka hanya memiliki satu bahasa dan satu penuturan saja. (Kejadian 11:1). Hingga kini tempat itu menjadi tempat ziarah di tanah Minahasa oleh anak-anak Toar dan Lumimuut bahkan orang dari manca negara sekalipun.

Batu Pinawetengan telah menjadi suatu tempat peringatan bagi anak-cucu turun-temurun Toar dan Lumimuut, sebagai batu yang didirikan oleh Jacub dan Laban akan menjadi peringatan perpisahan mereka (Kejadian 31:44:54). Maka di tempat Batu Pinawetengan itulah Opo Wailan (Tuhan Yang Maha Kaya) memberikan beberapa macam bahasa untuk mencerai-beraikan anak-anak Toar dan Lumimuut menduduki bumi Malesung 12) ini seakan-akan melalui Firman: "Berbaiklah kamu dan bertambah-tambahlah kamu, dan ramaikanlah bumi" (Kejadian 9:1b) Malesung ini. Setelah burung manguni itu lengkap memberikan pesan melalui suaranya ke mana setiap kelompok keluarga itu akan pergi, berangkatlah mereka itu masing-masing mengikuti arah yang ditunjukkan oleh manguni tersebut dibawah pimpinan kepala teranak atau keluarganya. Kelompok keluarga itu terdiri atas 4 kelompok yang masing-masing dipimpin oleh seorang Tonaas:
1. Kelompok Pasiowan-telu (Terawira atau Teterusan)
2. Kelompok Kepercayaan agama (Walian)
3. Kelompok Pertanian (Mewentas)
4. Kelompok Perburuan.

http://pariwisata.minahasa.go.id/wp-content/uploads/2012/04/Table-of-Stone-where-our-ancestor-divided-Minahasa.jpg 
1. Orang Tombulu
Sekelompok teranak atau keluarga dibawah pimpinan Kepala ternaknya ke luar dari tempat Pina-wetengan itu berjalan menuju arah Utara lalu mendiami tempat yang banyak bertumbuh pohon 'wulu' 13) dan dinamai oranglah merek itu TOU-WULU 14) yang kemudian berubah menjadi TOMBULU.

2. Orang Tontemboan (Tompakewa)
Serombongan keluarga lain yang ke luar meninggalkan Pinawetengan itu lalu menuju ke pegunungan Tareran yang sekarang dapat melihat jauh sampai ke pantai sebelah Barat, dan mendiami tempat yang banyak ditumbuhi pohon kayu yang bernama 'pakewa'. Mereka dinamai orang sebagai TOUPAKEWA 15) juga disebut orang TOU-TEMBOAN 16), yang kemudian menjadi TOMPAKEWA dan TONTEMBOAN.

3. Orang Tondano
Serombongan keluarga lagi ke luar dari Pinawetengan itu lalu berjalan menuju arah ke Timur Laut, tiba pada tempat yang berair (rawa) dekat sebuah danau (telaga besar) lalu menempati tempat itu. Oleh karena mereka menempati tempat yang berair, lalu mereka itu dinamai TOUDANO yang juga disebut orang TOU-LOUR 17) yang kemudian disebut TOU-RANO atau TOU-DANO Selanjutnya berubah pula menjadi TONDANO, sedang TOULOUR itu tetap TOULOUR.

4. Orang Tonsea
Serombongan lain lagi berjalan menuju arah ke Timur Laut lalu sampai pada satu tempat yang ada disebelah Utara sebuah danau besar (danau Tondano yang sekarang), lalu mendiami tempat yang banyak ditumbuhi sejenis pohon kayu besar bernama 'sea', sehingga dinamai oranglah mereka TOU-SEA 18) yang kemudian berubah menjadi TONSEA.

5. Orang Bantik, Pasan, Ratahan, Ponosakan dan Tonsawang
5.1. Orang Bantik
Setelah ke empat rombongan keluarga tadi (Tombulu, Tontemboan/Tompakewa, Tondano/Touour, dan Tonsea) telah mengambil tempat kediamannya sendiri-sendiri, mendaratlah di pantai Barat sebelah Selatan serombongan keluarga yang entah datangnya dari tanah Bolaang-Mongondo, mengambil tempat di sebelah Selatan Teluk Amurang, kemudian berpindah ke sebelah Utara Teluk Tumpaan, lalu mendiami pergunungan Manembo-nembo yang letaknya di antara Teluk Tumpaan dan Teluk Tanawangko yang sekarang, tempat sebuah bukit yang bernama 'Bantik' atau 'Wantik', seturut dengan nama rombongan keluarga itu yang dahulu telah menempatinya. Di kaki gunung Bantik itulah terletak sebuah negeri yang sekarang disebut SENDUK. Kelompok keluarga Bantik itu kemudian beralih ke sebelah Utara kota Wenang (Manado sekarang). Mereka itupun disebut ORANG BANTIK sesuai nama aslinya.

5.2. Orang Pasan, Ratahan, Panosakan dan Tonsawang
a. Orang Pasan dan Ratahan
(disebut juga orang Pasan-Wangko)
Serombongan keluarga yang datang dari Teluk Tomori mendarat di pantai sebelah Timur dan mendiami daerah Ratahan yang sekarang, mereka adalah orang PASAN dan RATAHAN yang biasa disebut PASAN-WANGKO atau orang Ratahan.

b. Orang Ponosakan
Ada pula serombongan keluarga kecil yang datang dari Bolaang-Mongondo mendarat di pantai Timur sebelah Selatan lalu mendiami tepi pantai dan mendirikan negeri BELANG dan TABABO. Mereka itu disebut orang PONOSAKAN.

c. Orang Tonsawang
Dari pulau Mayu dan Tidore datang pula serombongan keluarga mendarat di Atep dan mendiami wilayah itu. Mereka kemudian beralih ke Kakas lalu berpindah ke sekitar danau Tombatu. Mereka disebut orang TONSAWANG atau orang PASAN-RATAHAN.

Tentang bahasa yang digunakan kedua rombongan keluarga tersebut tadi banyak persamaannya, tetapi jauh berbeda dengan bahasa dari ke empat rombongan keluarga yang pertama. (1 s/d 4), sehingga jika ke empat rombongan keluarga yang ke lima (a dan b) itu dengan memakai bahasanya masing-masing, mereka tidak akan saling mengerti. Dengan demikian dapatlah disimpulkan, bahwa hanya ke empat romobngan keluarga yang pertam itulah yang termasuk dalam lingkungan anak-cucu Toar dan Lumimuut; dan sebagai bukti ke empat rombongan itu memiliki bahasa yang hampir sama sehingga mereka dapat dengan mudah mengerti satu dengan yang lain jika terjadi kontak berbicara.


Keterangan:
12) Malesung : nama asal mulanya tanah Minahasa. Kata Minahasa nanti terjadi ketika anak-anak Toar dan Lumimuut itu bersatuhati (nimaesaan atau minaesaan) untuk melawan dan mengusir orang-orang Mongondo yang datang merajalela menganiaya anak-anak Toar dan Lumimuut di tanah Malesung.
13) wulu : sejenis bulu atau bambu yang disebut 'buli tui'
14) Tou-Wulu : orang yang mendiami daerah pohon wulu; tou : orang
15) Tou-Pakewa : orang yang mendiami daerah pohon kayu pakewa; Pakewa = nama pohon kayu yang kayunya keras baik untuk ramuan rumah; buahnya pun dapat dimakan.
16) Tou-Temboan = orang yang mendiami tempat yang baik untuk melihat jauh ke bawah
17) Tou-Lour : orang yang mendiami 'lour atau telaga; Tou-rano = Tou-dano = orang yang mendiami tempat yang berair/rawa-rawa
180 Tou-sea = orang yang mendiami tempat yang ada pohon kayu bernama 'sea'; kata lain sea artinya menyimpang dari jalan ditentukan atau yang ditunjukkan. 






-tulisan/cerita ini diambil/bersumber dari buku:

Ringkasan Sejarah
ASAL-USULNYA NEGERI WOLOAN
(TOMBARIRI)
Penulis
T.J. WEHANTOUW 
Tim Kreatif:
Andi Wanua Tangke
Anwar Nasyaruddin
Desain Cover:
Mas Daeng Naba
Layour:
Rfleksi Arts
Penerbit:
PUSTAKA REFLEKSI  
 
(tulisan / cerita ini, saya masukkan ke blog/web saya, dengan tujuan hanya untuk berbagi cerita-cerita/sejarah tentang Woloan/Minahasa)
                       
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Masukkan email anda untuk mendapatkan UPDATE Artikel terbaru:

Delivered by FeedBurner

Translate

Blog Archive

My Friend

Popular Posts

Visitors

Site Info

 

Copyright© 2011 Artikel YohanPedia | Template Blogger Designer by : Utta' |
Template Name | Uniqx Transparent : Version 1.0 | Zero-Nine.Net