9. Real Madrid era Ramon Calderon
Bisa
dikatakan tim ini penuh omong kosong. Keinginan mendatangkan Kaka,
Cristiano Ronaldo, Santi Cazorla hingga ambisi untuk bisa menang dari
Liverpool di Liga Champions, puff.... Tak ada yang terbukti berhasil.
Kalangan media Inggris menyebut Arsenal kala itu adalah 'Arsenal Yang Membosankan'. Saat itu The Gunners masih
ditangani George Graham dan bermain sangat bertahan. Bahkan saat itu
ada yang menyebut Arsenal adalah Catennacio Italia ala Inggris.
Kemenangan 1-0 sudah membuat Tony Adams dkk senang. Meski demikian, tiga
tropi berhasil digondol, yaitu gelar Liga Inggris di tahun 1989 dan
1991, juga Piala Winner di tahun 1994.
7. Italia
Di kancah
internasional, Italia adalah tim yang memiliki banyak penggemar, tapi
juga banyak yang membenci. Mereka banyak disebut melakukan sepakbola
negatif dengan bermain pragmatis dan ultra-defensif. Senggolan sedikit
dan terjatuh adalah hal yang bisa dilakukan para pemain dan membuat
geregetan. Catenaccio masih
cukup melekat dalam darah Italia. Para pemain pun juga banyak yang
disiriki, karena sebagian besar punggawa timnas Italia memiliki wajah
yang cukup tampan. Tak sedikit fans sepakbola wanita yang mengidolakan
para pesepakbola asal Italia. Tak percaya? Tanyakan pada teman perempuan
di samping Anda siapa pemain favorit mereka.
6. Manchester United Pasca-1993
Skuad Alex
Ferguson terlalu dominan di Inggris. Gelar demi gelar didapat, dan
memaksa tim lain gigit jari. Manchester United banyak disebut sebagai
tim yang beruntung, bahkan sangat beruntung karena pada saat itu secara
statistik, gol kemenangan mereka tercipta di 15 menit terakhir
pertandingan, disengaja atau tidak. Entah karena sirik, iri atau memang
faktanya demikian, wasit juga dinilai terlalu berpihak pada United, yang
membuat mereka semakin dibenci.
5. Juventus
Jika di
Inggris ada Manchester United, di Italia, Juventus menjadi pemeran
antagonis-nya. Sebelum tahun 2006, mereka adalah salah satu tim paling
dibenci oleh pecinta sepakbola di Italia karena dominasi mereka.
Juventus juga disebut tim yang paling sering diuntungkan oleh keputusan
wasit. Skandal Calciopoli 2006 menjadi puncak kebencian terhadap
Juventus.
4. Yunani di Piala Eropa 2004
Yunani bisa
dibilang sebagai tim penuh kejutan di tahun itu, tapi juga yang paling
dibenci. Tim yang pada saat itu ditangani Otto Rehhagel memeragakan
permainan ultra-defensif, karena materi pemain yang pas-pasan. Apa pun
alasannya, tim lain sangat membenci klub ini lantarakan menampilan negative football atauanti-football sepanjang turnamen, hingga puncaknya bisa menjadi juara Eropa.
3. Persija Jakarta
Tim ini
menjadi musuh bersama publik sepakbola di Indonesia. Dasarnya adalah
guyuran dana yang cukup besar dari pemkot, namun minim prestasi. Persija
juga kerap dituding banyak melakukan perjanjian di bawah tangan dengan
agen mau pun pemain dalam kesepakatan transfer. Tentunya semua ini masih
harus dibuktikan. Tapi, apa pun itu, Persija menjadi lebih tenar dan
tak salah jika kemudian banyak yang ingin menyaksikan Persija kalah.
2. Argentina 1990
Jika anda
bisa mengingatnya, penampilan Argentina di periode ini sangat tak layak
melabelkan sebutan Tim Tango kepada mereka. Tak ada sepakbola ala Tango
yang muncul, dan malah berubah menjadi Argentina yang membosankan.
Ditangani Carlos Bilardo, Argentina mengusung strategi anti-football.
Mereka hanya menerapkan bertahan total untuk mencetak gol lewat
tendangan bebas, penalti atau serangan balik. Bahkan di babak gugur,
Argentina mengandalkan drama adu penalti, di mana mereka bisa menang
atas Yugoslavia dan Italia lewat drama tendangan 12 pas. Di final,
Jerman Barat menggagalkan upaya Argentina menang dengan cara tak
meyakinkan itu.
1. Inter 2006 - Sekarang
Inter
menjadi satu-satunya klub besar yang tak tersentuh drama Calciopoli.
Padahal mereka juga sempat disebut-sebut terlibat. Alhasil, dengan
sanksi yang dijatuhkan untuk Juventus, Fiorentina dan Milan, Inter
melenggang sendirian ke tangga juara untuk beberapa musim. Namun sukses
itu hanya berlaku di Italia. Sementara di Eropa, status mereka tetap tim
anak bawang. Hengkangnya sejumlah pemain yang terkena skandal
Calciopoli ke Inter menambah tebal kebencian orang terhadap tim Massimo
Moratti itu. Masuknya Jose Mourinho, yang terkenal dengan pernyataan
kontroversialnya.