Sebuah studi baru dari Inggris pun menemukan salah satu penyebab fenomena yang disebut kebutaan yang tak diperhatikan (inattentional blindness) ini. Menurut peneliti, memfokuskan pikiran atau mengingat-ingat sesuatu sudah cukup membuat manusia tak menyadari hal-hal lain yang terjadi atau berada di sekitarnya.
"Satu contoh nyata yang relevan dengan temuan ini adalah kondisi yang terjadi pada orang-orang yang berupaya mengikuti petunjuk dari alat navigasi satelit (GPS) ketika mengemudi," ungkap Nilli Lavie, Ph.D. dari University College of London yang memimpin studi ini.
"Studi kami menunjukkan bahwa ketika kita fokus pada suatu hal atau mengingat arahan yang baru saja kita lihat pada layar GPS akan membuat kita lebih cenderung gagal memperhatikan bahaya di sekitar jalan yang kita lewati, misalnya kita mungkin tak tahu ada sepeda motor yang mendekat atau pejalan kaki yang tengah menyeberang, meskipun kita terlihat memandang ke depan," terang Lavie.
Untuk memperoleh kesimpulan itu, peneliti menggunakan scan functional magnetic resonance imaging (fMRI). Perangkat ini difungsikan untuk mengamati aktivitas otak partisipan ketika mereka diberi tugas untuk mengingat-ingat sebuah gambar. Di tengah tugas itu, peneliti juga meminta partisipan mendeteksi adanya kelebatan cahaya yang ditujukan pada mereka.
Hasilnya, ketika partisipan disibukkan dengan tugas mengingat-ingat gambar tersebut, mereka pun gagal memperhatikan kelebatan cahaya yang dimaksudkan peneliti, kendati tak ada obyek lain yang diperlihatkan pada partisipan waktu itu.
Namun sebaliknya ketika partisipan tidak diberi tugas apapun, mereka dapat mendeteksi kelebatan cahaya itu dengan mudah. Hal ini menunjukkan bahwa partisipan mengalami 'kebutaan yang dipicu oleh beban pikiran' (load induced blindness).
Ketika di-scan dengan fMRI, peneliti menemukan adanya penurunan aktivitas pada salah satu daerah otak yang bertugas memproses informasi visual yang masuk yaitu korteks visual primer (primary visual cortex).
"'Kebutaan' itu tampaknya disebabkan oleh adanya gangguan pada pesan visual yang masuk ke otak pada tahapan paling awal jalannya aliran informasi ke otak. Artinya ketika mata dapat 'melihat' obyek, otak justru tidak melihatnya atau mungkin terlambat melihat obyek yang dimaksud," tandas Lavie seperti dilansir dari psychcentral.
Peneliti pun menduga hal ini diakibatkan persaingan untuk memperoleh kekuatan memproses informasi otak yang stoknya terbatas atau disebut dengan 'teori beban' (load theory). Persaingan itu terjadi antara informasi visual baru dengan memori visual manusia yang bersifat jangka pendek.
Tapi dugaan inilah yang dianggap mampu menjelaskan mengapa otak gagal mendeteksi peristiwa yang mencolok sekalipun dalam penglihatan manusia ketika perhatiannya telah terfokus pada satu tugas yang melibatkan beban informasi yang begitu tinggi.
Sumber :
detik.com ::->>Hallo Sobat, please like this blog in facebook.. Oke.. TQ sobbat.. :) <<-::