About Me

Thursday, July 28, 2011

Perilaku Pengendara Motor Yang Membahayakan Keselamatan

Ada berapa buah motor yang anda miliki di rumah? Hanya 1 (satu) buah atau lebih?
Saat ini, adanya kemudahan dalam pembelian sepeda motor baik tunai maupun kredit mendorong masyarakat untuk memiliki motor yang cenderung mempermudah kita untuk melakukan perjalanan dari tempat yang satu ke tempat lain dalam jangka waktu relatif lebih cepat dibandingkan kendaraan lainnya, misalnya untuk bekerja, sekolah/kuliah, belanja ke pasar/supermarket dan lain-lain.
Selain itu, masalah kemacetan dan fasilitas transportasi yang masih jauh dari kata aman dan nyaman membuat orang lebih memilih kendaraan pribadi baik mobil ataupun motor. Seperti kita ketahui, angkutan umum yang ada baik angkutan kota (angkot), bis, kereta api dan bahkan busway bagi sebagian orang masih dianggap rawan akan berbagai kejahatan seperti pencopetan, pelecehan seksual dan lainnya padahal kebanyakan masyarakat terutama yang bekerja di Jakarta hidup sebagai penglaju (commuter) yaitu orang yang pulang pergi setiap hari dari daerah pemukimannya di pinggir kota menuju pusat kota untuk bekerja.
Namun, meningkatnya jumlah kendaraan roda dua tersebut tidak diimbangi dengan kualitas pengendaranya. Berdasarkan pengamatan saya dijalan, ada beberapa perilaku pengendara motor yang dapat membahayakan keselamatan diri dan pengguna jalan lainnya, yaitu :

Tidak menggunakan helm
Pada artikel saya sebelumnya yaitu rendahnya kesadaran masyarakat dalam menggunakan helm standar sudah saya jabarkan bahwa kebanyakan pengendara motor enggan menggunakan helm karena berbagai alasan padahal kebiasaan tersebut cukup membahayakan nyawanya.
Pada umumnya mereka tidak menggunakan helm karena merasa jarak yang akan ditempuh sangat dekat seperti ketika belanja ke warung atau minimarket yang ada di depan komplek perumahan, mengantar anak sekolah yang jaraknya tidak terlalu jauh dan yang paling umum adalah ketika kita naik ojek karena para pengojek tidak menyediakan helm untuk penumpangnya. Hal inilah yang sering saya alami karena perumahan saya masih agak masuk dari jalan utama. Meskipun cemas akan keselamatan saya namun saya sepertinya tidak bisa protes pada para pengojek tersebut karena tidak menyediakan helm bagi penumpangnya.
Padahal kita tidak pernah tahu apa yang akan menimpa kita di jalan meskipun jaraknya tidak jauh. Banyak pengendara lainnya yang belum tentu mengendarai kendaraannya dengan baik sehingga dapat menimbulkan resiko tabrakan atau tanpa sengaja kita melewati jalanan yang berlubang karena menghindari kucing yang tiba-tiba lewat sehingga kita terjatuh. Coba anda bayangkan apa yang akan terjadi apabila kepala kita atau anak kita terbentur benda yang keras akibat terjatuh?
Untuk itu marilah kita gunakan helm pada saat mengendarai motor demi keselamatan kita, bukan karena takut pada polisi.
Tidak menggunakan lampu belakang
Lampu belakang sangat penting fungsinya terutama pada saat mengendarai motor di malam hari karena dengan adanya lampu belakang makan keberadaan motor tersebut dapat di deteksi kendaraan lain terutama ketika melintas di daerah yang gelap.
Namun, ada pengendara motor yang entah memang disengaja atau tidak, mereka tidak menggunakan lampu belakang ketika mengendarainya di malam hari sehingga dapat membuat kaget pengendara lain yang tidak melihat keberadaan anda dan ada kemungkinan terjadi tabrakan karena pengendara lain sudah terlanjur memacu kendaraannya dengan cepat karena yakin tidak ada kendaraan lain yang melintas.
Untuk itu, periksalah kendaraan anda dan juga lampu belakang anda sebelum mengendarainya terutama pada saat malam hari karena ada kemungkinan anda akan melintasi daerah yang gelap karena tidak ada lampu penerangan di jalan tersebut.

1 (satu) motor dinaiki 3 – 4 orang
Setiap pagi ketika sedang menunggu bis jemputan ataupun pada saat perjalanan pulang, saya sering sekali melihat pengendara motor yang membawa penumpang lebih dari 2 (dua) orang atau yang biasa disebut cenglu (bonceng telu = boncengan bertiga) yang pada umumnya dilakukan karena hanya ada 1 motor namun ada 2 orang yang harus dibonceng sehingga untuk menghemat waktu dari pada harus bolak balik menjemput, cara inilah yang biasanya dilakukan dan biasanya tanpa menggunakan helm. Yang membahayakan dari perilaku ini adalah apabila dalam keadaan macet dan motor tidak seimbang karena “beban orang” yang dibawa maka dapat menyebabkan senggolan atau tabrakan dengan kendaraan lainnya.
Jika 1 motor dinaiki 4 orang biasanya dilakukan oleh pasangan suami istri yang memiliki 2 orang anak yang masih kecil-kecil. Biasanya anak yang lebih besar di taruh didepan dan yang kecil digendong/dipangku ibunya, belum lagi barang bawaan yang biasanya juga tidak sedikit. Saya suka merasa takut sendiri ketika melihatnya namun saya tidak bisa sepenuhnya menyalahkan mereka karena memang kemampuan mereka yang hanya bisa memiliki motor. Saya yakin, seandainya mereka punya rejeki lebih pasti mereka lebih memilih untuk membeli mobil ketimbang motor.
Selain dapat menyebabkan ketidakseimbangan motor karena beban orang yang dibawa, hal yang saya khawatirkan adalah ketika anak yang berada didepan mengantuk sehingga tertidur, dapat mengakibatkan anak tersebut jatuh ataupun ketika tiba-tiba kendaraan mengerem mendadak padahal si anak tidak siap sehingga kepalanya bisa terbentur stang. Hal yang dapat saya sarankan adalah apabila memang tidak terlalu penting sekali lebih baik tidak usah bepergian dengan membawa serta anak-anak, misalnya pada saat kondangan atau belanja ke supermarket cukup ayahnya saja yang pergi sedangkan si ibu dan anak-anak lebih baik tinggal di rumah terutama apabila tidak ada yang mengawasi anak-anak di rumah.
Jika memang ingin merencanakan liburan atau mengajak anak-anak berekreasi, ada baiknya anda mempersiapkan biaya liburan dari jauh hari sehingga dapat menyewa mobil, selain nyaman untuk anak-anak karena tidak lelah dijalan juga demi keselamatan bersama. Hal lain yang harus di pertimbangkan adalah tempat yang akan dikunjungi sehingga liburan jadi lebih menyenangkan (baca : Tips memilih tempat wisata untuk si buah hati dan Hal-hal yang harus dipersiapkan sebelum ke tempat wisata)

Mengambil jalur pejalan kaki (trotoar)
Pernahkah anda sedang diburu oleh waktu dan harus secepatnya tiba di tempat tujuan padahal saat ini anda terjebak macet sehingga memutuskan untuk mengambil jalur pejalan kaki? Meskipun belum pernah anda lakukan namun anda mungkin pernah melihat kejadian tersebut dijalan dimana banyak motor yang naik trotoar untuk menghindari kemacetan. Bahkan yang lucu adalah justru para pejalan kaki yang merupakan orang yang berhak atas jalur tersebut sering di klakson agar mau menghindar dan memberi jalan pada motor tersebut, sungguh aneh bukan?
Untuk perilaku yang satu ini saya tidak dapat memberikan contoh apa yang membahayakan bagi keselamatan si pengendara ataupun orang lain tapi mungkin saja pernah ada kasus dimana pengendara motor menabrak seorang pejalan kaki yang tengah melintas di trotoar. Yang jelas, perilaku tersebut cukup membuat pejalan kaki jengkel karena haknya sering diambil oleh pedagang kaki lima yang banyak berjualan di trotoar dan juga pengendara motor. Mungkin inilah yang menjadi alasan banyak pejalan kaki juga tidak menaati peraturan, salah satunya dengan cara menyeberang sembarangan padahal telah disediakan jembatan penyeberangan.
Maka dari itu, sebagai pengguna jalan baik pejalan kaki ataupun pengendara kendaraan bermotor, ada baiknya kita sama-sama penghormati hak orang lain dan belajar untuk disiplin mentaati peraturan yang ada sehingga dapat tercipta keamanan dan ketentraman bersama.









0 komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Masukkan email anda untuk mendapatkan UPDATE Artikel terbaru:

Delivered by FeedBurner

Translate

Blog Archive

My Friend

Popular Posts

Visitors

Site Info

 

Copyright© 2011 Artikel YohanPedia | Template Blogger Designer by : Utta' |
Template Name | Uniqx Transparent : Version 1.0 | Zero-Nine.Net